Akademi sepakbola Barcelona atau banyak orang menyebutnya La Masia telah berdiri sejak tanggal 20 Oktober 1979, berawal dari ide Johan Cruyff yang ingin membuat salinan Akademi Ajax di Barcelona demi menciptakan sebuah tim yang dapat bermain dengan gaya total football ala Johan Cruyff, sebuah filsafat permainan yang sering dikaitkan sebagai komponen kunci dalam keberhasilan Barcelona meraih juara dan kemudian menjadi tempat serta daya tarik internasional sebagai gudangnya pesepakbola berbakat dari seluruh dunia serta pusat gravitasi dari permainan sepakbola modern yang menghibur. Akademi muda Barcelona ini menampung lebih dari 300 pemain muda, dan telah dipuji sejak tahun 2002 sebagai salah satu yang terbaik di dunia, dan menjadi faktor penting sukses Barcelona FC di Eropa serta timnas Spanyol di Piala Dunia serta Piala Eropa yang lalu.
La Masia adalah bagian penting dari Barcelona FC guna mencari dan menjaring talenta-talenta berbakat, menjadi rumah bagi mereka yang ingin mendapatkan pendidikan dan pelatihan agar suatu saat dapat menjadi bagian dari Barcelona.
La Masia, terletak di sebelah stadion, adalah rumah bagi skuad muda Barcelona. Bangunan yang simbolik ini, bagian dari warisan dan sejarah FC Barcelona, adalah bekas rumah pedesaan yang dibangun pada tahun 1702.
Pada mulanya, La Masia digunakan sebagai sebuah tempat untuk membentuk model, dan studio kerja bagi para arsitek dan kontraktor bangunan, serta titik awal untuk kunjungan dari orang-orang yang terkait dengan konstruksi. Saat stadion Camp Nou diresmikan pada tanggal 24 September 1957, La Masia ditutup dan menunggu nasibnya. Pada masa kepresidenan Enric Llaudet, bangunan tersebut dirombak, dan pada saat yang sama diperluas, untuk menjadi markas besar Klub ini, yang membuat Via Laietana dipindahkan ke sebelah stadion. Markas besar yang baru diresmikan pada tanggal 26 September 1966.
Penambahan dan pembangunan berbagai area klub yang baru membuat La Masia tidak memiliki ruang yang cukup sebagai markas besar, yang kembali dipindahkan oleh dewan di bawah kepemimpinan Agustí Montal, ke sebelah gelanggang es. Jadi, La Masia kembali dapat digunakan untuk usaha baru. Dewan, di bawah pimpinan Josep Lluís Núñez, bergerak dengan sangat cepat. La Masia menjadi tempat tinggal para pemain muda yang berasal dari luar kota. Pekerjaan perombakan tersebut dilakukan dengan sangat cepat dan pada tanggal 20 Oktober 1979, tempat tersebut secara resmi dibuka untuk peruntukannya yang baru.
La Masia telah megeluarkan lebih dari 300 pemain muda, dan telah di akui sejak tahun 2002 sebagai salah satu yang terbaik di dunia, menjadi faktor signifikan dalam keberhasilan Eropa FC Barcelona serta keberhasilan tim nasional Spanyol di Piala Dunia FIFA 2010 .
Membantu anak-anak beradaptasi dan mengembangkan bakatnya merupakan tujuan utama didirikannya La Masia. Ketika Messi datang dalam usia 13 tahun pada tahun 2000, dia mengalami masalah dengan hormon tulang yang berarti bahwa ia memiliki ukuran tinggi badan yang tidak normal bila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka Akademi mendatangkan Para ahli untuk segera menindak lanjuti dan sekaligus mengawasi perkembangan Messi selama di La Masia. Pada akhirnya anak muda ini terus berkembang menjadi pemain hebat dan akan terus membuat sejarah bersama Barcelona.
La Masia kini telah berhasil menghasilkan para pemain sepabola genius. Sepakbola jenius dengan ijazah permainan tiki-taka, sebuah kata dari Spanyol yang berarti gaya yang menarik dari sepak bola, dengan menggunakan umpan pendek satu dua sambil melewati hadangan musuh. Sebanyak 16 pemain binaan asli mereka mampu tampil sebanyak 60,2 persen dari total menit yang dilalui Barcelona pada musim ini.
Mantan Pelatih tersukses Barcelona yaitu Pep Guardiola berkata "Anak-anak bergabung ke La Masia sejak berusia 13 tahun. La Masia sangat penting bagi Barcelona. Mereka mempunyai banyak anak didik dan memberikan pelajaran bermain sepakbola yang mendasar. Mengajari bermain sepakbola, menghormati rekan setim dan lawan. Bukan hanya sekolah sepakbola, namun juga sekolah untuk belajar hidup.Anda bermain karena menyukai dan menikmati itu."
Histeria La Masia
La Masia adalah cerita penantian panjang dan sebuah harapan dari sebuah klub yang ingin menghasil produk binaan sendiri. Dibawah komando Johan Cruyff, filosofi sepakbola Total Football coba di rangkum dalam satu kurikulum sepakbola dahsyat. Hingga lahir generasi pertama sukses La Masia yang berhasil mempersembahkan tropi Eropa tahun 1992, nama-nama Guillerrmo Amor, Albert Ferrer dan Josep Guardiola adalah tiga nama jaminan mutu produk La Masia edisi awal.
La Masia de Academy awalnya hanya rumah batu yang bercorak rumah pertanian khas abad 18 namun bertransformasi menjadi akademi modern dan sebuah candradimuka proses industri sepakbola modern. La Masia bukan yang pertama setidaknya ajax Academy milik Ajax Amsterdam lebih dahulu sukses dengan produk lokalnya. Kita tentu masih ingat bagaimana segerombolan anak muda yang polos berhasil mempecundangi sekelompok pemain kaliber kelas wahid yang juga tim favorti AC Milan di final Piala Champion Eropa 1995. Setahun kemudian anak polos yang mahir mengolah bola gaya Total Football hampir saja mengulang sukses juara dua kali sebelum di hentikan si Nyonya tua, Juventus. Sayangnya Ajax academy tidak mampu lagi melahirkan pemain kaliber kelas Seedorf, Kanu, Davids, Overmars, Kluivert dll.
Jika sampai saat ini La Masia, sebagai akademi pelatihan, telah, dan masih menjadi, sebuah rujukan dan model yang menjadi panutan banyak klub di seluruh dunia, pusat Oriol Tort yang baru, juga akan menjadi sebuah model dan rujukan, sebagai sebuah infrastruktur. Masia yang baru, Pusat Pelatihan Oriol Tort, terletak di Ciutat Esportiva Joan Gamper, akan menjadi sebuah bangunan yang modern dan fungsional, dengan semua layanan yang diperlukan disesuaikan dengan realita di masyarakat. Tempat tersebut akan memiliki fasilitas yang bagus, didesain secara eksklusif untuk mengoptimalkan pendidikan olahragawan secara intelektual, pribadi, dan sosial. Semua ini tanpa melupakan keinginan untuk mempertahankan kehangatan dan kedekatan dari para warganya, pendidik, dan staf yang bekerja di klub, sesuatu yang sangat sukses pada masa lalu.
Saat ini, lebih dari tiga puluh pemain muda yang tumbuh di La Masia telah membuat debut tim pertama mereka. Di antara mereka ini adalah Amor, Guardiola, Sergi, De la Peña, Puyol, Xavi, Reina, Víctor Valdés, Gabri dan Messi, serta sejumlah pemain penting lainnya yang telah bermain dalam Liga Spanyol untuk tim lain. Daftar dari bakat-bakat muda yang tinggal di La Masia tidak hanya terbatas pada para pemain dari Catalonia atau daerah lain di Spanyol, namun juga dari banyak negara yang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar